<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com) -</strong> Abrasi pantai di Baron Tanjungsari membuat kapal nelayan kesulitan mendarat dari melaut. Selain itu, akhir Agustus nelayan mengeluhkan minimnya tangkapan ikan. Rata-rata tiap kapal hanya membawa pulang 10 hingga 20 ikan campur, padahal pada lebaran lalu mampu menghasilkan 40 kg sampai 60 kilogram. <br />
</p>
<p>"Kecepatan angin memang sempat mengganggu nelayan mencari ikan, " kata Wasito salah satu nelayan di Pantai Baron, Kecamatan Tanjungsari, Jumat (23/08/2013).<br />
<br />
Menuruy Wasito masih terjadinya paceklik ikan, membuat tidak semua nelayan turun melaut. Hanya sekitar kurang lebih 10 hingga 15 kapal yang melaut. Untuk tangkapan berupa ikan campur yang kebanyakan jenis Tongkol. Untuk harga ikan Tongkol bervariasi antara Rp 15.000 hingga Rp 17.000 per kilogramnya. “Meskipun hasil tangkapan masih minim, nelayan tetap beroperasi agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari,”jelasnya.<strong> (Ded)<br />
</strong></p>
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com) -</strong> Abrasi pantai di Baron Tanjungsari membuat kapal nelayan kesulitan mendarat dari melaut. Selain itu, akhir Agustus nelayan mengeluhkan minimnya tangkapan ikan. Rata-rata tiap kapal hanya membawa pulang 10 hingga 20 ikan campur, padahal pada lebaran lalu mampu menghasilkan 40 kg sampai 60 kilogram. <br />
</p>
<p>"Kecepatan angin memang sempat mengganggu nelayan mencari ikan, " kata Wasito salah satu nelayan di Pantai Baron, Kecamatan Tanjungsari, Jumat (23/08/2013).<br />
<br />
Menuruy Wasito masih terjadinya paceklik ikan, membuat tidak semua nelayan turun melaut. Hanya sekitar kurang lebih 10 hingga 15 kapal yang melaut. Untuk tangkapan berupa ikan campur yang kebanyakan jenis Tongkol. Untuk harga ikan Tongkol bervariasi antara Rp 15.000 hingga Rp 17.000 per kilogramnya. “Meskipun hasil tangkapan masih minim, nelayan tetap beroperasi agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari,”jelasnya.<strong> (Ded)<br />
</strong></p>