![]()
<p><strong>PESONA </strong>batu akik dan batu mulia selalu menjadi magnet bagi para peminatnya. Bebatuan yang memiliki tampilan menarik itupun kini menjadi semacam fenomena. Dari kalangan pelajar, mahasiswa, birokrat, serta pengusaha, saat ini banyak yang memburunya sebagai asesoris wajib. Bagi beberapa orang, tren itu bisa dikatakan sebuah peluang.<br />
<br />
Hal itu seperti dilakukan Puji Kiswanto (47), warga Pedukuhan Ngringin, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Lebih dari empat bulan dirinya menekuni usaha pembuatan dan penjualan batu akik. Pekerjaannya sebagai seorang kontraktor di Jakarta pun rela ditinggalkan untuk sementara waktu demi batu akik.<br />
<br />
Profesi yang sangat menjanjikan itu sudah ditekuninya sejak lama. Namun, fenomena batu akik dan batu mulia membuat dirinya lebih memilih pulang kampung. Tujuannya mulia, mengenalkan potensi bebatuan yang ada di wilayahnya. "Saya memiliki pemikiran bagaimana memanfaatkan potensi alam Gunungkidul ini untuk kemakmuran masyarakat,” ucapnya saat ditemui Minggu Pagi di rumah sekaligus workshopnya baru-baru ini.<br />
<br />
Puji menuturkan sebelum memutuskan menjadi pengusaha batu akik, merupakanpenggemar bebatuan berwarna indah tersebut. Ketika mengetahui bebatuan di daerahnya menyerupai batu akik yang ada di pasaran, lalu mencoba membawa sampel bebatuan tersebut untuk diujicobakan di Badan Gemologi Jakarta. Hasilnya, batu-batu yang ada memang identik serta bisa dibuat dan dipasarkan. <strong>(Fajar)<br />
<br />
</strong></p>