![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Saat ini petani tadhah hujan di Kabupaten Gunungkidul terutama di wilayah zone utara dan tengah sedang memasuki musim panen padi. Beberapa petani mengaku hasil panen tahun ini mengalami penurunan antara 10 – 15 persen, karena adanya serangan hama busuk leher padi ( beluk) dan hama uret dan mentul.<br />
<br />
“Produksi padi tahun ini menurun, karena serangan hama beluk yang sulit diberantas,” kata Sunarto dan Wahid, petani di Dusun Siraman II, Desa Siraman, Wonosari kepada KRjogja.com Selasa (25/02/2014).<br />
<br />
Demikian pula Maryoto (50) petani di Desa Logandeng, Playen yang ditemui terpisah juga mengaku hasil panen padi tahun ini tidak sebaik tahun kemarin. Turunnya hasil panen padi karena serangan hama penggerak leher sehingga buliran padi menjadi gabuk. “Padi yang gabuk mencapai lebih dari 25 persen,” ujarnya.<br />
<br />
Sementara di wilayah selatan, meliputi Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Paliyan dan Saptosari, puluhan hektar tanaman padi gagal panen karena diserang uret dan mentul. Banyak tanaman yang belum saatnya dipanen dibabat oleh pemiliknya karena sudah banyak yang mati akibat serangan hama tersebut.<br />
<br />
Supriyadi STP Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul belum bisa memprediksikan besar produksi padi pada musim tanam 2013/2014. “Kami belum bisa memprediksi, karena belum ada laporan hasil ubinan dari masing-masing kecamatan,” katanya. <strong>(Awa)</strong><br />
</p>