<p><strong>WONOSARI (KRJogja.com) </strong>- Dampak hujan abu dari Gunung Kelud masih terasa bagi pedagang ternak sapi di Gunungkidul. Bahkan penjualannya berkurang 30 persen lebih.</p>
<p>"Masih sepi mas, penjualan tidak seperti sebelum Hujan Abu sampai di Gunungkidul," kata Kasiyo salah satu pedagang sapi di Pasar Hewan Siyono, Playen , Rabu (19/2/2014).<br />
<br />
Dikatakan, pasar hewan Siyono merupakan sentra perdagangan sapi. Namun sekarang belum pulih, karena penjualan belum stabil. "Pedagang berharap kondisi bisa pulih dan perekonomian kembali normal. Dampak bencana banjir di Jakarta yang terjadi beberapa waktu yang lalu juga menyebabkan penjualan berkurang. Sebab banyak konsumen yang berasal dari Jakarta," jelasnya. <strong>(Ded)</strong><br />
<br />
</p>
<p><strong>WONOSARI (KRJogja.com) </strong>- Dampak hujan abu dari Gunung Kelud masih terasa bagi pedagang ternak sapi di Gunungkidul. Bahkan penjualannya berkurang 30 persen lebih.</p>
<p>"Masih sepi mas, penjualan tidak seperti sebelum Hujan Abu sampai di Gunungkidul," kata Kasiyo salah satu pedagang sapi di Pasar Hewan Siyono, Playen , Rabu (19/2/2014).<br />
<br />
Dikatakan, pasar hewan Siyono merupakan sentra perdagangan sapi. Namun sekarang belum pulih, karena penjualan belum stabil. "Pedagang berharap kondisi bisa pulih dan perekonomian kembali normal. Dampak bencana banjir di Jakarta yang terjadi beberapa waktu yang lalu juga menyebabkan penjualan berkurang. Sebab banyak konsumen yang berasal dari Jakarta," jelasnya. <strong>(Ded)</strong><br />
<br />
</p>