![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Sebagian besar petani di Gunungkidul saat ini sedang panen ketela. Untuk memperoleh hasil yang lebih, petani memilih mengilah ketela menjadi gaplek.</p>
<p>Pantauan di sejumlah kecamatan di Tepus, Tanjungsari dan Karangmojo, banyak petani yang menjemur gaplek di lading. “Jika dijual ketela hanya laku Rp 700,- perkilogram, berbeda jika sudah dibuat gaplek, karena laku Rp 1.000 hingga Rp 1.100 per kilogramnya,” kata Ny Palem salah satu warga di Kecamatan Tepus, Kamis (05/09/2013).</p>
<p>Ny Mirah salah satu petani di Paliyan mengaku senang dengan panen ketela tahun ini. Menurutnya, hasil panen ketela cukup bagus, karena ubinya besar-besar. Untuk menghasilkan uang lebih, Mirah juga mengolah ketela menjadi gaplek.</p>
<p>“Sebagian besar petani memang memilih mengolah ketela menjadi gaplek, sebab hasilnya akan lebih tinggi ketika dijual. Namun memang ada yang sebagian masih dijual secara langsung,” imbuhnya.</p>
<p>Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturan Gunungkidul Supriyadi membenarkan masuknya musim panen ketela. Dinas memprediksi hasil panen tahun ini akan mengalami kenaikan sekitar sepuluh persen. “Produksi diperkirakan naik dari 772.006 ton pada 2012 menjadi 849.206 ton pada tahun 2013,” ujarnya.<strong> (Ded)</strong></p>