![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Bupati Gunungkidul Hj Badingah S.Sos menaruh perhatian besar terhadap pembangunan pasar tradisional. Tahun 2016, pemkab melakukan revitalisasi 14 pasar tradisional dengan dana sebesar Rp 14. 467.506.000. Terdiri dari 11 pasar dibangun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp 5,9 miliar. Sedang tiga pasar lainnya dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Perbantuan (TP) dari Kementerian Koperasi. <br />
<br />
“Sesantinya pasar tradisional Rapi Pedagang Mukti,” kata Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Gunungkidul Widagdo S.Sos, Msi, Selasa (24/5/2016).<br />
<br />
Sebelas pasar yang dibiayai APBD, masing-masing Pasar Semin biaya Rp 1,25 miliar, Pasar Baran Rp 425 juta, Pasar Pakewan Rp 400,337 juta, Pasar Hewan Munggi Rp 1,3 miliar, Pasar Hewan Siyono Rp 1 miliar, Pasar Jimbaran Rp 533,169 juta, Pasar Mentel, Pasar Klampok, Pasar Wonontoro, Pasar Jepitu dan Grogol masing-masing Rp 200 juta. Jumlah seluruhnya sebesar Rp 5.917.506.000,- Ada satu jenis pasar istilahnya agak asing, dalam hal ini Pakewan, yang dimaksudkan, pasar berbagai jenis hewan seperti, Ayam, Bebek, Banyak, Kalkun, Mentok dan sebagainya. “Akan dibangun berdekatan dengan pasar Hewan Semanu,” tambahnya.<br />
<br />
Sementara menurut Kepala Diperindagkoptam Gunungkidul Hidayat SH, Msi, tiga pasar yang dibiaya dari pusat, masing-masing pasar tradisional Tengeran, Plumbungan, Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo biaya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pagunya sebesar Rp 1,6 miliar. Dua pasar lainnya yang dibiayai dari Dana Tugas Perbantuan Kementerian Koperasi, masing-masing Pasar Trowono, Kecamatan Saptosari biayanya Rp 6 miliar dan Pasar Desa Gading, Kecamatan Playen sebesar Rp 950 juta. “Revitalisasi pasar agar pasar tradisional lebih reperesentatif,” jelasnya.<strong> (Ewi)</strong><br />
</p>