![]()
<p><strong>GUNUNGKIDUL(KRjogja.com)</strong> - Adanya siswa berkebutuhan khusus atau siswa yang mengalami kelambatan dalam belajar di hampir seluruh Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Nglipar menjadi kendala untuk mengejar nilai rata-rata hasil ujian akhir. Akibatnya hasil ujian siswa Kelas VI di UPT TK/SD di Kecamatan Nglipar selalu menduduki rangking rendah atau diatas 10 besar.<br />
<br />
“Meskipun Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga membebaskan bagi siswa berkebutuhan khusus tidak harus mengikuti ujian, tetapi orang tua bersikeras harus ikut ujian seperti siswa normal lainnya,” kata Pengawas SD Kecamatan Nglipar Kadarsiman SPd dan Warsinah SPd mewakili Kepala UPT TK/SD Kecamatan Nglipar, disela-sela bedah kisi-kisi soal ujian bersama Tim Ultra Kedaulatan Rakyat Group di SD Negeri Nglipar 1, Sabtu (27/02/2016).<br />
<br />
Meski demikian, kata Kadarisman para guru kelas VI atau guru mata pelajaran berjuang mati-matian agar kualitas hasil Ujian Siswa/ Madrasah meningkat. Bahkan pada ujian 2016 nanti minimal bisa menduduki 10 besar tingkat kabupaten.<br />
<br />
Upaya yang dilakukan para guru yang dikoordinir oleh UPT TK/SD Kecamatan Nglipar adalah pemecahan dan pembahasan soal-soal melalui bedah kisi-kisi bersama Tim Ultra Kedaulatan Rakyat Group.<br />
<br />
Para guru SD di Kecamatan Nglipar ini terinspirasi para guru di UPT Kecamatan Patuk dan Purwosari yang sudah dua tahun bekerjasama dengan Ultra dalam bedah kisi-kisi yang hasilnya cukup memuaskan. “Kami terinspirasi para guru di Patuk dan Purwosari dari bedah kisi-kisi yang dilaksanakan bersama Ultra ternyata hasilnya memuaskan,” kata Kadarisman.<br />
<br />
Kepala SD Negeri Nglipar 1, Drs Sadono mengakui adanya siswa inklusif di setiap SD, mempengaruhi nilai-rata-rata hasil ujian. Namun untuk prestasi siswa dalam mata pelajaran cukup membanggakan. Harapannya dengan adanya bedah kisi-kisi bersama Ultra ini para guru mampu memecahkan soal-soal sehingga lebih mudah diberikan kepada siswa. <strong>(Awa)<br />
</strong></p>