![]()
<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) </strong>- Minat generasi muda untuk mengembangkan kerajinan di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul masih cukup minim. Hal tersebut bisa dilihat hanya ada beberapa perajin yang kini masih tetap berjalan. Salah satunya Bani dan Marsudi, usaha kerajinan patung yang digeluti sejak 1990 kini masih bertahan.</p>
<p>“Tidak banyak pemuda di Gedangsari yang bertahan menjadi perajin. Namun demikian produksi kerajian tetap masih berjalan sampai sekarang,” kata Bani salah satu perajin patung di Karanganyar, Ngalang, Gedangsari, Rabu (24/02/2016).</p>
<p>Diungkapkan, produksi kerajinan hanya berupa barang mentah, artinya patung yang dibuat belum sampai finishing. Karena untuk melakukan finishing membutuhkan tenaga maupun biaya tidak sedikit.</p>
<p>Dalam satu hari, rata-rata bisa memproduksi tiga sampai empat pasang patung. Harganyapun bervariasi dari Rp 30.000 sampai ratusan ribu rupiah. “Kebanyakan produksi patung dikirim ke wilayah Yogyakarta. Perajin hanya membuat patung tanpa finishing. Padahal bila sampai tuntas bisa lebih mahal harganya,”imbuhnya.</p>
<p>Bahan baku, lanjutnya kini bersaing dengan industry. Karena banyak pohon sengon banyak diburu perusahaan. Menyiasati hal tersebut, perajin berupaya bisa memenuhi kebutuhan sendiri, dengan menanam sengon. Hasilnya juga cukup bagus, sebab mampu mencukupi kebutuhan dalam pembuatan produksi patung. “Bahan pembuatan patung bisa dipenuhi sendiri,” jelasnya. <strong>(Ded)</strong></p>