![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Sejumlah warga miskin yang mendatangi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul merasa kecewa lantaran kuota Jamkesos sudah penuh. Dinas hanya bisa melayani peserta lama dan warga yang sudah terdaftar. Sejumlah warga yang tidak bisa memproses pembuatan jamkesos baru, hanya bisa melakukan ceking data apakah sudah masuk dalam database atau belum. <br />
<br />
“Karena tidak bisa mendaftarkan peserta baru, hanya bisa mengecek sudah masuk dalam daftar atau tidak,” kata sejumlah warga di Dinsosnakertrans.<br />
<br />
Keluhan atau protes warga tersebut langsung ditanggapi Kepala Dinsosnakertrans Drs Dwi Warna Widi Nugroho MSI. Menurut Dwi, dinas hanya bisa melakukan pendataan sesuai jatah kuota jamkesos sebanyak 88.173. Bahkan sampai sekarang sekalipun sudah penuh, 1.000 warga mengantri. Untuk mengatasi hal tersebut, masih ada jalan melalui Jamkesmas mandiri sebanyak 22.000 kuota dan BPJS mandiri 10.000. <br />
<br />
“Warga perlu memahami dinas hanya melakukan pendaftaran sesuaio kuota,” ucap Dwi Warno Widi, Rabu (27/01/2016).<br />
<br />
Diungkapkan, bagi yang tidak masuk dalam kuota 88.173, bisa mengakses Jamkesmas Mandiri atau BPJS Mandiri dengan persyaratan melalui surat keterangan desa. Acuan tersebut harus menunjukan warga tersebut miskin. Bahkan petugas masih akan melakukan verifikasi ulang dilapangan terhadap warga yang mengajukan jaminan kesehatan tersebut. <br />
“Prinsipnya warga yang tercecer bisa dilayani melalui kedua jaminan tersebut,” imbuhnya.<br />
<br />
Berkait dengan kuota Jamkesos yang sudah penuh dan over seribu lebih, Dwi Warna akan mengajukan tambahan ke DIY. Langkah ini guna memberikan akses jaminan kesehatan bagi warga yang masih juga tercecer. Sehingga layanan jaminan kesehatan tetap bisa diakses oleh masyarakat miskin di Gunungkidul. <strong>(Ded)</strong><br />
<br />
</p>