<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) </strong>- Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ny Dewi Irawati mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadan terhadap serangan Demam Berdarah (DB). Pola hidup bersih sehat dan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) perlu ditingkatkan. Langkah tersebut untuk mencegah masuknya serangan DB.</p>
<p>“Sekalipun tidak terjadi peningkatan disbanding bulan sebelumnya, masyarakat tetap harus mewaspadai serangan DB. Gerakan PSN di masyarakat harus ditingkatkan,” kata Dewi Irawati, Senin (25/01/2016).</p>
<p>Diungkapkan, wilayah Kecamatan Wonosari memang masih menjadi wilayah endemis atau rawan. Hal tersebut dipengaruhi salah satunya faktor kepadatan penduduk. Berdasarkan data sementara, sejak awal Januari sudah terjadi 40 kasus DB.</p>
<p>Guna menekan agar tidak semakin banyak, perlu kerjasama semua pihak termasuk masyarakat dalam mencegah serangan DB. “Data kasus DB sejak awal Januari mencapai 40 kasus,” ujarnya.</p>
<p>Dewi menambahkan, pada sejumlah kasus petugas melakukan penyemprotan. Tindakan tersebut dilakukan setelah melakukan penelitian dan rawan terjadi penularan penyakit DB.</p>
<p>Setiap terjadi kasus, selalu dilakukan penyelidikan terlebih dahulu, sehingga bisa diambil langkah apakah diperlukan penyemprotan atau tidak. “Jika memang kesimpulannya rawan terjadi penularan, dilakukan penyemprotan,”jelasnya. <strong>(Ded)</strong></p>
<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) </strong>- Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ny Dewi Irawati mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadan terhadap serangan Demam Berdarah (DB). Pola hidup bersih sehat dan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) perlu ditingkatkan. Langkah tersebut untuk mencegah masuknya serangan DB.</p>
<p>“Sekalipun tidak terjadi peningkatan disbanding bulan sebelumnya, masyarakat tetap harus mewaspadai serangan DB. Gerakan PSN di masyarakat harus ditingkatkan,” kata Dewi Irawati, Senin (25/01/2016).</p>
<p>Diungkapkan, wilayah Kecamatan Wonosari memang masih menjadi wilayah endemis atau rawan. Hal tersebut dipengaruhi salah satunya faktor kepadatan penduduk. Berdasarkan data sementara, sejak awal Januari sudah terjadi 40 kasus DB.</p>
<p>Guna menekan agar tidak semakin banyak, perlu kerjasama semua pihak termasuk masyarakat dalam mencegah serangan DB. “Data kasus DB sejak awal Januari mencapai 40 kasus,” ujarnya.</p>
<p>Dewi menambahkan, pada sejumlah kasus petugas melakukan penyemprotan. Tindakan tersebut dilakukan setelah melakukan penelitian dan rawan terjadi penularan penyakit DB.</p>
<p>Setiap terjadi kasus, selalu dilakukan penyelidikan terlebih dahulu, sehingga bisa diambil langkah apakah diperlukan penyemprotan atau tidak. “Jika memang kesimpulannya rawan terjadi penularan, dilakukan penyemprotan,”jelasnya. <strong>(Ded)</strong></p>