<p>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) - Group jathilan Turonggo Mudho dari Desa Karangrejek, kecamatan Wonosari menjuarai festuival jathilan yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul di Pantai Sarangan, Sabtu dan Minggu (18 dan 19 April 2015). <br />
<br />
Group pimpinan Marjono yang juga Kepala Desa Karangrejek ini oleh dewan juri yang terdiri dari DR Sumaryono MA dari ISI, DR Kuswarsantyo MHum dari UNY dan Wardoyo SSn dari Dinas Kebudayaan DIY menjaid yang terbaik dalam Festival Jathilan dan Reog 2015, dan berhak maju ke tingkat DIY.<br />
<br />
Group Turonggo Mudho dari Karangrejek ini mengangkat cerita 'Manungkule Gadhung Mlathi'. Disebutkan dalam sinopsis pada jaman dulu, Kota Wonosari yang sekarang menjadi ibukota Gunungkidul berupa hutan belantara. Hutan tersebut dikuasai Gadhung Mlathi yang menghuni di Nongko Dhoyong yang saat ini didirikan gedung DPRD Gunungkidul . Ketika Demang Wonopawiro mendapatkan perintah untuk membuka Wonosari sebagai pusat pemerintahan, perpindahan dari Ponjong. Demang Wonopawiro meminta bantuan kepada kakaknya Nitisari untuk meminta izin kepada Gadhung Mlathi. Namun niat yang disampaikan Nitisari ditolak oleh Gadhung Mlathi sehingga timbul peperangan besar antara Gadhung Mlathi dngan Nitisari, tetapi peperangan tersebut tidak ada pememangnya. Akhirnya Gadhung Mlathi menyetujui permintaan Nitisari untuk membuka alas Nongko Dhoyong sebagai pusat pemerintahan dengan syarat diadakan sesaji Maheso lawung atau kepala kerbau.<br />
<br />
Jalannya cerita dibawakan oleh para pemain yang terdiri dari 8 pemain wanita dan 10 pemain pria ditambah Penthul dan Tembem dan sejumlah penabuh yang sangat apik, sehingga benar-benar memuaskan penonton.<br />
<br />
Adapun hasil kejuaraan festival jathilan Juara I-III Kecamatan Wonosari, Rongkop dan Panggang. Juara harapan I dan II Kecamatan Karangmojo dna Playen. Sedangkan festival reog Juara I-III Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Karangmojo dan Rongkop, Juara Harapan I dan II Kecamatan Nglipar dan Girisubo. Para pemenang selain mendapatkan tropy dan uang pembinaan, kata Drs Ristu Raharjo kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Kepariwistaan Gunungkidul. (Awa)</p>
<div id="__if72ru4sdfsdfrkjahiuyi_once" style="display:none;"> </div>
<div id="__if72ru4sdfsdfruh7fewui_once" style="display:none;"> </div>
<div id="__hggasdgjhsagd_once" style="display:none;"> </div>
<p>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) - Group jathilan Turonggo Mudho dari Desa Karangrejek, kecamatan Wonosari menjuarai festuival jathilan yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul di Pantai Sarangan, Sabtu dan Minggu (18 dan 19 April 2015). <br />
<br />
Group pimpinan Marjono yang juga Kepala Desa Karangrejek ini oleh dewan juri yang terdiri dari DR Sumaryono MA dari ISI, DR Kuswarsantyo MHum dari UNY dan Wardoyo SSn dari Dinas Kebudayaan DIY menjaid yang terbaik dalam Festival Jathilan dan Reog 2015, dan berhak maju ke tingkat DIY.<br />
<br />
Group Turonggo Mudho dari Karangrejek ini mengangkat cerita 'Manungkule Gadhung Mlathi'. Disebutkan dalam sinopsis pada jaman dulu, Kota Wonosari yang sekarang menjadi ibukota Gunungkidul berupa hutan belantara. Hutan tersebut dikuasai Gadhung Mlathi yang menghuni di Nongko Dhoyong yang saat ini didirikan gedung DPRD Gunungkidul . Ketika Demang Wonopawiro mendapatkan perintah untuk membuka Wonosari sebagai pusat pemerintahan, perpindahan dari Ponjong. Demang Wonopawiro meminta bantuan kepada kakaknya Nitisari untuk meminta izin kepada Gadhung Mlathi. Namun niat yang disampaikan Nitisari ditolak oleh Gadhung Mlathi sehingga timbul peperangan besar antara Gadhung Mlathi dngan Nitisari, tetapi peperangan tersebut tidak ada pememangnya. Akhirnya Gadhung Mlathi menyetujui permintaan Nitisari untuk membuka alas Nongko Dhoyong sebagai pusat pemerintahan dengan syarat diadakan sesaji Maheso lawung atau kepala kerbau.<br />
<br />
Jalannya cerita dibawakan oleh para pemain yang terdiri dari 8 pemain wanita dan 10 pemain pria ditambah Penthul dan Tembem dan sejumlah penabuh yang sangat apik, sehingga benar-benar memuaskan penonton.<br />
<br />
Adapun hasil kejuaraan festival jathilan Juara I-III Kecamatan Wonosari, Rongkop dan Panggang. Juara harapan I dan II Kecamatan Karangmojo dna Playen. Sedangkan festival reog Juara I-III Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Karangmojo dan Rongkop, Juara Harapan I dan II Kecamatan Nglipar dan Girisubo. Para pemenang selain mendapatkan tropy dan uang pembinaan, kata Drs Ristu Raharjo kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Kepariwistaan Gunungkidul. (Awa)</p>
<div id="__if72ru4sdfsdfrkjahiuyi_once" style="display:none;"> </div>
<div id="__if72ru4sdfsdfruh7fewui_once" style="display:none;"> </div>
<div id="__hggasdgjhsagd_once" style="display:none;"> </div>