<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) </strong>- Bupati Gunungkidul Hj Badingah SSos meresmikan SMKN 1 Ngawen menjadi Sekolah Siaga Bencana (SSB) dan Sistem Pembelajaran Berbasis Elektronik, Kamis (26/02/2015 ). Lokasi SMKN 1 Ngawen memang berada di kawasan rawan longsor di jalur Gunung Putih sehingga melalui peresmian ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinahn terjadinya bencana alam.</p>
<p>“Kondisi geografis Gunungkidul memang berpotensi terjadi bencana alam baik longsor, gempa bumi, angin kencang, abrasi dan gelombang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan sikap aktif dari semua pihak yakni pemerintah, masyarakat dan institusi pendidikan,” kata Badingah.</p>
<p>Peresmian SSB dikemas dengan simulasi bencana longsor yang menimpa SMKN 1 Ngawen. Siswa bersama guru dan karyawan membangun tenda darurat dan menangani korban bencana alam. Kegiatan dihadiri Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Ir Gatot Saptadi, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budiharjo SH MH, muspika dan undangan.</p>
<p>“Melalui pengenalan kesiapsiagaan di sekolah diharapkan siswa akan mampu melakukan penanganan bencana alam. Sementara terkait dengan sistem pembelajaran internet, hendaknya digunakan dengan sebaik-baiknya. Guru juga perlu melakukan pengawasan dan pengendalian agar tidak disalahgunakan,” ujarnya. <strong>(Ded)</strong></p>
<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) </strong>- Bupati Gunungkidul Hj Badingah SSos meresmikan SMKN 1 Ngawen menjadi Sekolah Siaga Bencana (SSB) dan Sistem Pembelajaran Berbasis Elektronik, Kamis (26/02/2015 ). Lokasi SMKN 1 Ngawen memang berada di kawasan rawan longsor di jalur Gunung Putih sehingga melalui peresmian ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinahn terjadinya bencana alam.</p>
<p>“Kondisi geografis Gunungkidul memang berpotensi terjadi bencana alam baik longsor, gempa bumi, angin kencang, abrasi dan gelombang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan sikap aktif dari semua pihak yakni pemerintah, masyarakat dan institusi pendidikan,” kata Badingah.</p>
<p>Peresmian SSB dikemas dengan simulasi bencana longsor yang menimpa SMKN 1 Ngawen. Siswa bersama guru dan karyawan membangun tenda darurat dan menangani korban bencana alam. Kegiatan dihadiri Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Ir Gatot Saptadi, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budiharjo SH MH, muspika dan undangan.</p>
<p>“Melalui pengenalan kesiapsiagaan di sekolah diharapkan siswa akan mampu melakukan penanganan bencana alam. Sementara terkait dengan sistem pembelajaran internet, hendaknya digunakan dengan sebaik-baiknya. Guru juga perlu melakukan pengawasan dan pengendalian agar tidak disalahgunakan,” ujarnya. <strong>(Ded)</strong></p>