![]()
<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com)</strong> - Pada era orde baru, Dusun Kajar, Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari dikenal sebagai sentar pande besi yang membuat alat pertanian dan gemalan. Seiring perkembangan jaman banyak perajin gamelan di wilayah ini yang gulung tikar. Namun demikian mereka tetap mencoba bertahan dengan kondisi yang terus mencoba melestarikan warsan budaya leluhur.</p>
<p>Salah satu perajin gamelan yang masih bertahan adalah Subari (58) warga Dusun Kajar I, Desa Karangtengah. Meskipun tidak ada lagi pesanan gamelan dari pemerintah untuk warga transmigrasi di luar jawa, ia masih melayani pesanan galeman dari lokal Gunungkidul dan DIY. “Saya hanya menerima pesanan gamelan untuk reog, jatil dan campursari,” kata Subari di tempat pembuatan gamelan miliknya, Selasa (04/02/2014).</p>
<p>Adanya bantuan alat kesenian dari dana Keistimewan DIY, setidaknya cukup membantu usaha Subari. Kini banyak kelompok kesenianyang memesan gamelan di tempatnya. Harganya gamelan di tempatnya bervariasi mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 15 juta. “Itu tergantung jumlah dan bahan bakunya berasal dari besi, kuningan atau perunggu,” ungkapnya. <strong>(Awa)</strong></p>