![]()
<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com)</strong> - Sejumlah pemilik warung makan, sejak naiknya gas elpiji 12 kilogram banyak yang kembali menggunakan kayu bakar dan arang. Seperti diakui Martini di Wonosari, jika tetap menggunakan gas elpiji akan mengalami kerugian, karena pihaknya tidak ingin menaikkan harga makanan.<br />
<br />
Udi salah satu pedagang kayu bakar di Wonosari kepada KRjogja.com Senin (6/1/14) mengaku belum ada kenaikan harga kayu bakar yang cukup mencolok. "Permintaan kayu bakar masih biasa-biasa saja, tetapi jika gas elpiji 3 kilogram sulit, mungkian ramai-ramai beralih menggunakan kayu bakar. Saat ini harga kayu bakar satu ikat Rp 3.500," kata Udi.<br />
<br />
Sementara itu untuk wilayah pinggiran yang jauh dari kota, seperti di Kecamatan Purwosari harga gas elpiji 3 kilogram rata-rata Rp 18.500, sedangkan ukuran 12 kilogram mencapai Rp 145.000. Itupun terkadang terlambat sampai di daerah.<br />
<br />
Sulitnya memperoleh gas elpiji bagi masyarakat pedesaan banyak yang kembali menggunakan kayu bakar yang mudah diperoleh disekitar rumah. “Kalau gas tetap sulit dan harganya mahal tidak menutup kemungkinan warga kembali menggunakan kayu bakar,” kata Suwarno tokoh masyarakat di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari.<strong>(Awa)</strong><br />
<br />
</p>