Quantcast
Channel: Gunungkidul - KRjogja.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2932

Panen Gama Melon di Lahan Pantai Kering

$
0
0
<p><strong>LAHAN </strong>kering di pantai seperti Gunungkidul ternyata cocok untuk tanaman melon dan Fakultas Biologi UGM memanfaatkan lahan di sepanjang pesisir pantai di Gunungkidul dengan mengembangkan penanaman Gama Melon saat musim kemarau.<br /> <br /> Tanaman melon dikembangkan untuk menambah pendapatan petani diluar panen tanaman singkong yang selama ini jadi pilihan petani saat kemarau. &quot;Pemanfaatan lahan kering dan pantai ini bagian dari langkah upaya memberdayakan ratusan hektare lahan kering di Gunungkidul, lahan dibiarkan karena air yang minim,&rdquo; kata Dr Budi Setiadi Daryono, peneliti Gama Melon di sela-sela panen bersama petani di Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul, Senin (30/9).<br /> <br /> Selama ini, menurut Budi, lahan pantai belum dianggap sebagai potensi di daerah. Warga dalam mengelola lahan tidak memperhatikan prinsip pertanian berkelanjutan. Bahkan di sejumlah kawasan Gunungkidul untuk mendapatkan hasil, warga memilih menjual pasir dan batu. &quot;Harapan akhirnya tentu ada peningkatan taraf hidup masyarakat,&rdquo; kata dosen Fakultas Biologi UGM ini.<br /> <br /> Ada empat varietas yang dikembangkan, yaitu kultivar Melodi Gama 1 dan Melodi Gama 3, Gama Melon Basket dan Gama Gambas. Jutaan bibit sebelumnya telah dibagikan kepada petani di Kemadang, Tanjungsari. Sesuai dengan hitungan produksi, dari 1.000 meter persegi bisa ditanami 2.000 bibit dengan jarak tanam 50 cm. Hasil panen bisa mencapai 3 ton per 1.000 meteri persegi. &quot;Jenis Gama Melon Basket dan Melodi Gama cocok untuk area lahan kering di Gunungkidul ini,&rdquo; katanya.<br /> <br /> Beberapa keunggulan Gama Melon, masa panen lebih cepat yaitu berkisar 56-60 hari, sementara untuk jenis<br /> melon lain bisa 65-70 hari baru panen. Hasil uji di laboratorium, Melodi Gama 1 dan Melodi Gama 3 juga Gama Melon basket punya kandungan vitamin A dan C lebih tinggi.<br /> <br /> Suwarno, Ketua Kelompok TaniHandayani, Kemadang Tanjungsari Gunungkidul telah mencoba menanam melon yang bibitnya diperoleh dari UGM. Saat ini baru ada 5 petani yang mencoba dari 60-an petani yang ada di dekat pantai Porok, Kemadang. Saat pertama kali tanam, Suwarno menebar 2.500 bibit, hasilnya minimal 1,5-2 kg melon perpohon. Panen bisa mencapai 3 ton melon. Dengan modal Rp 6,6 juta dan menjual melonnya tak bersamaan, dengan harga Rp 5.000 perbuah, total bisa dapat Rp 15 juta setelah 2,5 bulan menanam. &quot;Setelah saya panen dan dapat untung, baru petani yang lain ingin mencoba menanam,&rdquo; kata Suwarno.<br /> <br /> Supriyadi, Kepala Dinas T anaman Pangan dan Holtikultura Gunungkidul, menyatakan gembira dengan adanya kerja sama penanaman melon bersama petani Kemadang. Untuk mendukung program penanaman melon ini, pemerintah daerah<br /> telah memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian untuk kelompok tani Handayani seperti pompa dan traktor senilai Rp 40 juta. &quot;Arahnya memang untuk optimasi lahan, ada ratusan hektare yang bisa dimanfaatkan, tapi kosong selama Agustus hingga November. Gama melon tak butuh banyak air, justru sensitif air hujan,&rdquo; kata Supriyadi. <strong>(M Adhisupo)<br /> <br /> <br /> Sudah diterbitkan dalam rubrik Kandha Raharja SKH Kedaualatan Rakyat Edisi Kamis (10/09/2013)<br /> </strong></p>

Viewing all articles
Browse latest Browse all 2932

Trending Articles