![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Jumlah korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Gunungkidul hingga September mencapai 22 kasus. Sebagian besar didominasi anak-anak perempuan korban perkosaan, sisanya kekerasan psikis.</p>
<p>“Perbuatan kekerasan seksual maupun perkosaan ada yang bermula dari short message service (SMS) nyasar. Anak perempuan tersebut akhirnya bertemu darat dengan pelaku hingga terjadi kekerasan seksual,” kata Kabid Perempuan Perempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Gunungkidul Ny Sri Sumiyati SH, Selasa (10/09/2013).</p>
<p>Data BPMPKB peristiwa paling heboh terjadi di Kecamatan Playen, dimana ada pelajar melakukan kekerasan seksual terhadap tiga perempuan. Sementara data korban 22 kasus secara rinci anak-anak 13 orang, sembilan diantaranya korban perkosaan. Untuk korban perempuan 8 orang dan laki-laki 1 orang.</p>
<p>“Kekerasan psikis biasanya orang tua korban berpisah, sehingga anak minder atau tidak percaya diri. Kondisi tersebut membuat perkembangan anak tak bisa optimal. Selain itu juga penelantaran isteri. Dimana hubungan suami istri masih resmi tetapi laki-laki tersebut tidak memberikan nafkah,” imbuhnya. <strong>(Ded)</strong></p>