![]()
<p><strong>WONOGIRI (KRjogja.com)</strong> - Total angka non performent loan (NPL) atau kredit macet dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) Kabupaten Wonogiri disebut-sebut mencapai ratusan juta hingga Rp 1,7 M. Sementara itu, tahun ini dana PNPM-MP yang dikucurkan ke Wonogiri hanya sekitar Rp 29 M atau terjadi pengurangan jika dibanding dengan kucuran dana tahun 2012 yang mencapai Rp 34 M lebih.</p>
<p>Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Pemkab Wonogiri Sumedi Budi Wibowo SH didampingi Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengentasan Kemiskinan Bapermas Totok SSos MM mengungkapkan, kendati ada penurunan dropping anggaran PNPM-MP dari pusat melalui Kemendagri tapi Pemkab Wonogiri mampu menyediakan dana pendampingan APBD Rp 1 M lebih. “Sehingga meski bantuan pusat berkurang tapi pelaksanaan program PNPM-MP di Wonogii tahun ini tidak terlalu terpengaruh, tetap bisa berjalan,” ujar Kepala Bapermas di Wonogiri, Kamis (29/08/2013).</p>
<p>Sedangkan, Kasubid Pengentasan Kemiskinan Bapermas menyebutkan, tiga kecamatan termiskin di Wonogiri versi program PNPM-MP adalah Purwantoro, Kismantoro dan Kecamatan Paranggupito. “Karena jumlah keluarga miskinnya banyak sehingga dana yang masuk di sana pun juga banyak masing-masing mencapai Rp 3 M lebih,” tukas Totok.</p>
<p>Menurut hemat dia, sejak program ini dilaksanakan di daerah Wonogiri dana simpan pinjam yang dihimpun melalui Kelompok Usaha Simpan Pinjam (KUSP) Perempuan Wonogiri kini terkumpul hingga Rp 63 M lebih. Dari 5.008 kelompok, kata Totok lagi, dana kredit yang diputar Rp 63 M lebih itu sekitar 2,5 persennya macet (non performent loan). Kendati prosentasenya hanya 2,5 tapi karena sifatnya bergulir (refolving) sehingga setiap anggota kelompok yang macet tetap harus mengembalikan pinjaman melalui pengurus PNPM kecamatan. <strong>(Dsh)</strong></p>