Quantcast
Channel: Gunungkidul - KRjogja.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2932

Harga Rendah, Petani ‘Ogah’ Tanam Kedelai

$
0
0
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - DPRD Gunungkidul meminta pemerintah daerah memberikan dukungan terhadap perajin tempe dan tahu yang terkena dampak kenaikan harga kedelai. Baik dalam proses pemantauan usaha maupun pengendalian harga, sehingga produksi tetap berjalan. Jangan sampai mahalnya kedelai membuat usaha tempe maupun tahu gulung tikar.</p> <p>&ldquo;Pemkab melalui instansi terkait harus melakukan pengawasan, agar tidak semakin memberatkan perajin,&rdquo; kata Ir Imam Taufik Ketua Fraksi PKS DPRD Gunungkidul, Rabu (28/08/2013).</p> <p>Sementara itu, sekalipun harga kedelai lokal maupun impor mengalami peningkatan, untuk mendorong petani menanam kedelai masih sulit. Hal tersebut dipengaruhi rendahnya harga jual kedelai local. Untuk saat ini harga kedelai lokal Rp 8.300/kilogram, sedangkan kedelai impor Rp 9.000/kilogram.</p> <p>Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul Supriyadi ST, areal luas tanaman kedelai hanya 25.000 hektar dan menghasilkan produksi berkisar 25.000 sampai 30.000 ton pertahun. &ldquo;Peningkatan produksi terhambat&nbsp; kurangnya minat petani menanam kedelai, sebab harga jualnya rendah,&rdquo; ujarnya.</p> <p>Selain faktor kurang ketertarikan, lanjut Supriyadi, faktor musim tanam kedelai yang hanya bisa dilakukan ketika musim penghujan menjadi penghambat. Memang ada di musim kemarau yang menanam, tetapi harus didukung dengan sarana dan prasarana pengairan atau irigasi yang cukup.</p> <p>&ldquo;Dengan faktor tersebut dimana, produksi kedelai per tahun 30 ribu ton, belum mampu mencukupi kebutuhan pengusaha tahu maupun tempe di Gunungkidul,&rdquo; jelasnya. <strong>(Ded)</strong></p>

Viewing all articles
Browse latest Browse all 2932

Trending Articles