<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Menjelang lebaran 1434 H, Dinas Peternakan Gunungkidul melakukan sidak untuk mengawasi perdagangan daging di sejumlah pasar tradisional, Kamis (25/07/2013). Tim yang melaksanakan sidak di Pasar Argosari Wonosrar, Pasar Semanu, Pasar Playen, Pasar Trowono dan Pasar Banaran mengambil sampel daging sapi dan daging ayam untuk diteliti di laboratorium.</p>
<p>Kepala Dinas Peternakan Gunungkidul drh Krisna Berlian didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh R Priyo Yulianto mengatakan pengawasan yang dilakukan agar dinas tidak ingin kecolongan adanya penjualan daging yang tidak sehat sehingga bisa membahayakan konsumen. “Kami belum menemukan adanya daging glonggongan, daging campur babgi dan ayam tiren, teta[pi kami mengambil sampel untuk diteliti di laboratorium,” kata Priyo Yulianto.</p>
<p>Pengawasan ke sejumlah pasar tradisional akan terus dilakukan hingga lebaran mendatang. Untuk itu dihimbau kepada para penjual daging agar pedagang tidak memanfaatkan situasi dengan menjual daging glonggongan atau bercampur babi, juga daging yang menggunakan bahan berbahaya.</p>
<p>Kepada konsumen juga diminta untuk waspada, karena setiap menjelang lebaran, ada saja ulah pedagang yang ingin mengeruk untung banyak dengan mengelabuhi konsumen. “Jika dicurigai ada daging yang tidak sehat laporkan ke dinas peternakan setempat,” tambahnya. <strong>(Awa)</strong></p>
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Menjelang lebaran 1434 H, Dinas Peternakan Gunungkidul melakukan sidak untuk mengawasi perdagangan daging di sejumlah pasar tradisional, Kamis (25/07/2013). Tim yang melaksanakan sidak di Pasar Argosari Wonosrar, Pasar Semanu, Pasar Playen, Pasar Trowono dan Pasar Banaran mengambil sampel daging sapi dan daging ayam untuk diteliti di laboratorium.</p>
<p>Kepala Dinas Peternakan Gunungkidul drh Krisna Berlian didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh R Priyo Yulianto mengatakan pengawasan yang dilakukan agar dinas tidak ingin kecolongan adanya penjualan daging yang tidak sehat sehingga bisa membahayakan konsumen. “Kami belum menemukan adanya daging glonggongan, daging campur babgi dan ayam tiren, teta[pi kami mengambil sampel untuk diteliti di laboratorium,” kata Priyo Yulianto.</p>
<p>Pengawasan ke sejumlah pasar tradisional akan terus dilakukan hingga lebaran mendatang. Untuk itu dihimbau kepada para penjual daging agar pedagang tidak memanfaatkan situasi dengan menjual daging glonggongan atau bercampur babi, juga daging yang menggunakan bahan berbahaya.</p>
<p>Kepada konsumen juga diminta untuk waspada, karena setiap menjelang lebaran, ada saja ulah pedagang yang ingin mengeruk untung banyak dengan mengelabuhi konsumen. “Jika dicurigai ada daging yang tidak sehat laporkan ke dinas peternakan setempat,” tambahnya. <strong>(Awa)</strong></p>