![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Kasus pemasungan bagi penderita gangguan jiwa di Gunungkidul masih marak terjadi. Meskipun sudah ada Peraturan Gubernur Nomor 81 Tahun 2014 tentang penanganan pemasungan. Hingga akhir 2015 tercatat 14 kasus pemasungan terjadi.<br />
<br />
Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa RSUD Wonosari dr Ida Rochmawati MSc SpKj ,kepada KRjogja.com, Jumat (08/01/2016), penyebab masih adanya kasus pemasungan karena tidak ada sistem penanganan penderita gangguan jiwa. Yang mengherankan kasus pemasungan yang terjadi di dekat dengan pelayanan kesehatan seperti puskesmas.<br />
<br />
Selain itu kata dr Ida, kasus pemasungan dilakukan setelah penderita pernah mengalami pengobatan dan perawatan dan kambuh kembali. “Mestinya pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa tidak perlu terjadi lagi,” ujarnya.<br />
<br />
Disebutkan kasus penderita gangguan jiwa psikotis atau berat mencapai 1- 1,5 persen dari jumlah keluarga atau berkisar 90 penderita, sedangkan yang mengalami gangguan jiwa ringan seperti depresi atau cemas mencapai 10 persen dari jumlah kepala keluarga atau 600 orang dari 6.000 jumlah keluarga. Penderita gangguan jiwa kebanyakan enggan memeriksakan ke dokter atau rumah sakit jiwa, tetapi kebanyakan ke pengobatan tradisionil dan tokoh agama, karena menurut awam penderita gangguan jiwa bukan penyakit medis tetapi supranatural. “Hal ini perlu pemahaman dan perlu keterlibatan semua elemen masyarakat ,” kata dr Ida.<br />
<br />
Keluarga dan masyarajkat pada umumnya tidak ingin penderita gangguan jiwa berat melakukan hal-hal yang mengancam dirinya sendiri dan orang lain, maka mengambil jalan pintas dengan cara dipasung. Dengan demikian pemasungan merupakan potret ketidakberdayaan sistem. Tetapi jika sejak awal ditangani secara medis, tidak akan menjadi penyakit yang kronis.<br />
<br />
"Demikian pula kasus bunug diri yang masih marak terjadi, salah satunya disebabkan karena depresi atau hampir 80 kasus gantung diri karena depresi, mungkin karena sakit-sakitan tidak kunjung sembuh menjadi depresi dan mengambil jalan pintas," katanya.<strong> (Awa)</strong><br />
</p>