<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Ngatijo (72) dan Suyatinah (76) warga Dusun Blimbing RT 10/04 Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari hanya bisa gigit jari, karena tidak menerima bantuan Program Simpangan Kesejahteraan Sosial (PSKS). Kakek dan nenek kakak beradik dalam hatinya berontak, karena sama-sama menjadi warga miskin tetapi luput dari sasaran bantuan PSKS.<br />
<br />
Ngatijo bersama kakaknya hidup dalam satu rumah kecil yang serba kekurangan. Ngadiyo hanya sebagai buruh serabutan, sedangkan kakaknya sudah jompo tidak bisa mencari penghasilan, sedangkan anak- satu-satunya sudah berkeluarga sendiri.<br />
<br />
Ketika ditemui di rumahnya Selasa (14/04/2015), Ngatijo mengaku belum pernah memperoleh bantuan dari pemerintah dari kompensasi kenaikan harga BBM, mulai dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) sampai sekarang yang diberi nama PSKS. “Kulo sepisan nampi bantuan tegel watu putih saking Bu Mega, (Saya sekali menerima bantuan tegel batu putih dari Ibu Megawati ketika menjadi Presiden RI (Red),” ujarnya.<br />
<br />
Padahal menurut sepengetahuan Ngatijo banyak keluarga yang mestinya masuk kategori cukup, yang memiliki sepeda mortor lebih dari dua, perhiasan, dan penghasilannya lebih dari cukup, tetap mendapatkan bantuan PSKS.<br />
<br />
Ngatijo yang didampingi kakaknya dan tetangganya Syaiful tidak mengelak menerima beras raskin yang jumlahnya 5 kilogram yang tadinya 3 kilogram setiap bulan. Dia juga mengaku kalau hidup bermasyarakat mengikuti kegiatan masyarakat seperti gotong royong, kerja bhakti maupun membayar iuran yang ditetapkan oleh RT dan dusun.<br />
<br />
Disamping iru keluarga miskin yang tidak mempunyai penghasilan tetap ini, juga sudah melapor ke Dukuh Blimbing Supriyanto, atas tidak menerimanya bantuan PSKS ini, tetapi katanya juga sudah diusulkan tetapi belum ada khabar dari pemerintah baik dari kabupaten maupun pemerintah pusat.<br />
<br />
Isteri Ketua RT 10 RW 04 Ny Cipto Wiyarno yang ditemui terpisah membenarkan bahwa Ngatijo tidak mendapatkan bantuan PSKS yang pada bulan ini besarnya Rp 600.000 untuk 3 bulan. Menurutnya, sudah diusulkan ke dukuhnya.<strong> (Awa)</strong><br />
</p>
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Ngatijo (72) dan Suyatinah (76) warga Dusun Blimbing RT 10/04 Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari hanya bisa gigit jari, karena tidak menerima bantuan Program Simpangan Kesejahteraan Sosial (PSKS). Kakek dan nenek kakak beradik dalam hatinya berontak, karena sama-sama menjadi warga miskin tetapi luput dari sasaran bantuan PSKS.<br />
<br />
Ngatijo bersama kakaknya hidup dalam satu rumah kecil yang serba kekurangan. Ngadiyo hanya sebagai buruh serabutan, sedangkan kakaknya sudah jompo tidak bisa mencari penghasilan, sedangkan anak- satu-satunya sudah berkeluarga sendiri.<br />
<br />
Ketika ditemui di rumahnya Selasa (14/04/2015), Ngatijo mengaku belum pernah memperoleh bantuan dari pemerintah dari kompensasi kenaikan harga BBM, mulai dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) sampai sekarang yang diberi nama PSKS. “Kulo sepisan nampi bantuan tegel watu putih saking Bu Mega, (Saya sekali menerima bantuan tegel batu putih dari Ibu Megawati ketika menjadi Presiden RI (Red),” ujarnya.<br />
<br />
Padahal menurut sepengetahuan Ngatijo banyak keluarga yang mestinya masuk kategori cukup, yang memiliki sepeda mortor lebih dari dua, perhiasan, dan penghasilannya lebih dari cukup, tetap mendapatkan bantuan PSKS.<br />
<br />
Ngatijo yang didampingi kakaknya dan tetangganya Syaiful tidak mengelak menerima beras raskin yang jumlahnya 5 kilogram yang tadinya 3 kilogram setiap bulan. Dia juga mengaku kalau hidup bermasyarakat mengikuti kegiatan masyarakat seperti gotong royong, kerja bhakti maupun membayar iuran yang ditetapkan oleh RT dan dusun.<br />
<br />
Disamping iru keluarga miskin yang tidak mempunyai penghasilan tetap ini, juga sudah melapor ke Dukuh Blimbing Supriyanto, atas tidak menerimanya bantuan PSKS ini, tetapi katanya juga sudah diusulkan tetapi belum ada khabar dari pemerintah baik dari kabupaten maupun pemerintah pusat.<br />
<br />
Isteri Ketua RT 10 RW 04 Ny Cipto Wiyarno yang ditemui terpisah membenarkan bahwa Ngatijo tidak mendapatkan bantuan PSKS yang pada bulan ini besarnya Rp 600.000 untuk 3 bulan. Menurutnya, sudah diusulkan ke dukuhnya.<strong> (Awa)</strong><br />
</p>