![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Para pedagang di Pasar Argosari Wonosari mengaku harga beras masih tetap tinggi. Bahkan sejumlah pedagang tidak mengambil stok untuk jualan, sebab ditakutkan rugi. Sementara itu, tawaran Operasi Pasar (OP) beras dari DIY ternyata tidak ada peminatnya. Berdasarkan informasi dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi Sumber Daya Manusia (DisperindagkoptamESDM), tawaran OP beras tidak ada peminat. Baik dari pedagang maupun petani. <br />
<br />
“Minimnya tawaran OP lebih disebabkan harga jual yang juga naik. Pelaksanaan OP beras ditawarkan Rp 7.400/kilogram. Padahal pedagang meminta harganya berkisar Rp 6.000/kilogramnya,” kata Kasi Perlindungan dan Distribusi Konsumen Disperindagkoptam ESDM Supriyadi, Senin (09/03/2015).<br />
<br />
Dikatakan, untuk petani, tawaran OP tidak diminati sebab sekarang sudah mulai panen. Artinya sebentar lagi stok dari panen sudah bisa dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan, sehingga tidak ada peminat OP. DIY sebenarnya sudah menawarkan secara maksimal, tidak ada batasan. Berapapun permintaan masyarakat akan dilayani, namun sepinya peminat OP membuat program tersebut tidak diambil. <br />
<br />
“Memang kondisi harga beras di Gunungkidul masih tinggi. Tidak diambilnya OP beras akibat tidak ada peminat. Dinas juga tetap memantau terkait perubahan harga kebutuhan pokok termasuk beras di pasaran,” jelasnya.<br />
<br />
Salah satu pedagang di Pasar Argosari Ny Paijem menuturkan, sejak harga beras tinggi tidak berani untuk mengambil stok. Jika harganya nanti turun drastic akan merugi. Kini permintaan beras juga sepi. Satu sak beras diambil dengan harga Rp 256.000. Sementara Ny Supri, penurunan harga beras hanya berkisar Rp 200 per kilogramnya. “Harga berasa sekarang masih berkisar Rp 10.000/kilogramnya,” imbuhnya.<strong> (Ded)</strong></p>