![]()
<p><strong>GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) </strong>- Pucak Hari Menanam Pohon Indoensia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) tingkat Kabupaten Gunungkidul dipusatkan di Hutan Desa Kanigoro dan Planjan, Kecamatan Saptosari atau sekitar Baron Tekno Park, Selasa (30/12/2014). Jumlah bibit yang ditanam selama 2014 sebanyak 1,4 juta batang belum termasuk dari swadaya masyarakat dan bantuan dari pihak ketiga.</p>
<p>Bupati Gunungkidul Hj Badingah SSos dalam sambutannya menegaskan, hutan sebagai penyangga kehidupan yang harus dilestarikan dan dipalihara secara berkelanjutan untuk anak cucu. Lewat gerakan HMPI dan BMI kali ini bisa membangkitkan semangat kepada seluruh masyarakat untuk gemar menanam dan memelihara tanaman yang sudah ada.</p>
<p>”Kami mengingatkan agar masyarakat tidak mudah menebang pohon, karena penebangan pohon secara membabibuta akan menyebabkan petaka dan bencana alam seperti yang terjadi di beberapa daerah akhir-akhir ini,” ungkap bupati.</p>
<p>Dalam kesempatan tersebut Hj Badingah minta agar budaya ‘Polokromo Jati’ atau setiap pasangan pengantin diwajibkan menanam pohon perlu dibangkitkan kembali, termasuk budaya menanam bagi keluarga yang memiliki anak baru sebagai investasi guna biaya hidup dan biaya pendidikan kelak setelah besar. Bupati juga mengapresiasi komitmen Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Gunungkidul yang mencanangkan setiap kelahiran bayi wajib menanam pohon sedikitnya 10 batang.</p>
<p>Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gunungkidul Ir Bambang Wisnu Broto dalam sambutannya mengatakan pemerintah telah menyiapkan bibit tanaman selama 2014 sebanyak 1,4 juta pohon terdiri dari penghijauan lingkungan sebanyak 23.915 batang, kebun bibit desa sebanyak 79.297 batang, rehabilitasi lahan sebanyak 95.938 batang dan tanaman perkebunan sebanyak 175 ribu batang, dengan jenis tanaman jati, sengon, mahoni dan aneka tanaman buah-buahan. <strong>(Awa)</strong></p>