Quantcast
Channel: Gunungkidul - KRjogja.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2932

Kemarau, Bisnis Air Bersih Tetap 'Segar'

$
0
0
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)&nbsp; -</strong> Para pedagang air swasta pada setiap musim kemarau seperti saat ini marak di Gunungkidul. Masyarakat yang belum terjangkau pipa air minum, masih harus membeli air dari swasta meskipun ada drop[ing air dari pemerintah yang tidak mencukupi. <br /> <br /> Fenomena ini ditangkap oleh para pemilik dan kru angkutan barang terutama truk. Banyak pengusaha angkutan barang yang ramai-ramai mangganti bak truk yang semula untuk mengangkut bahan material pembangunan seperti pasir, batu maupun kayu diganti dengan tangki air. Truk tangki air ini kemudian dimanfaatkan untuk bisnis air guna melayani warga yang mengalami krisis di berbagai wilayah di daerah paling luas di DIY ini.<br /> <br /> Seperti yang diakui Warsiyo (50) supir truk tangki asal Desa Wunung Kecamatan Wonosari, mengaku sudah lebih dari 8 tahun menjadi pedagang air, terutama pada saat musim kemarau. &ldquo;menjual air lebih menguntungkan dibanding mengangkut bahan bangunan,&rdquo; ujarnya kepada KRjogja.com Kamis (09/10/2014).<br /> <br /> Penjualan air bersih yang dilakukan diprioritaskan untuk wilayah desa tempat tinggalnya, namun jika ada permintaan dari desa dan kecamatan lainnya, Warsiyo juga tidak menolaknya. Tarif harga air yang dipatok juga tidak semahal seperti pedagang-pedagang lainnya, untuk wilayah desanya hanya Rp 80.000 setiap tangki berisi 5.000 liter. Padahal pedagang lainnya bisa mencapai Rp 100.000. Tetapi untuk wilayah yang jaraknya lebih jauh bisa mencapai Rp 125 ribu/tangki, seperti untuk wilayah Tepus, Tanjungsari maupun Panggang.<br /> <br /> Tarif air seharga Rp 80 ribu/tangki menurut Warsiyo masih ada sisa setelah dikurangi untuk membeli air Rp 15.000, membeli solar dan bensin Rp 20.000 dan rokok Rp 10.000 sehingga sisanya masih Rp 30.000. Setiap hari sejak pukul 06.00 hingga pukul 18.00 bisa mengangkuat air sebanyak 8-10 rit, sehingga dalam sehari bisa mengantongi pendapatan kotor Rp 300 ribu, tetapi untuk setoran kepada juragan ( pemilik angkutan) Rp 200.000 sehingga sisa yang dibawa pulang Rp 100.000. <strong>(Awa)</strong></p>

Viewing all articles
Browse latest Browse all 2932

Trending Articles