![]()
<p><strong>WONOSARI (KRJogja.com) </strong>- Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Gunungkidul, mengungkapkan masih terdapat 25 ribu hektar lahan belum dimanfaatkan masyarakat. Padahal lahan tersebut potensial dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan sayur-sayuran. Banyaknya pedagang sayuran di Gunungkidul, justru mengambil stok dari luar wilayah.<br />
<br />
“Salah satu upaya mengurangi belanja sayuran, masyarakat bisa mengembangkan di lingkungan rumah. Melalui pengembangan tersebut masyarakat akan mampu mencukupi kebutuhan sayur sendiri,” kata Kepala DTPH Drs Supriyadi di acara dialog dengan kelompok tani di Plumbungan, Patuk, Rabu (25/06/2014).<br />
<br />
Dikatakan, secara perhitungan minimal tiap KK di Gunungkidul sehari berbelanja Rp 5.000. Jika warga bisa mengembangkan tanaman sayur-sayuran akan lebih bermanfaat. Selain menekan belanja, juga memilih sayuran dengan berbagai menu berbeda setiap hari. Penanaman jenis sayuran yang berbeda-beda, akan membuat tubuh menjadi cukup nutrisi dan sehat. “Untuk tahap awal, kelompok tani bisa memperkirakan kebutuhan, sehingga pemerintah bisa memberikan bantuan sesuai keinginan masyarakat,”jelasnya.<strong> (Ded)</strong></p>