![]()
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Harga cabai yang terus merosot mengakibatkan petani mengalami kerugian besar. Seperti dialami Suminto petani cabai di Dusun Kernen, Desa Ngunut, Kecamatan Playen. <br />
<br />
Saat ini budidaya tanaman cabai pada musim tanam II (marengan), mengalami kerugian. Dari lahan seluas 3.000 meter persegi dengan jumlah tanaman 3.000 batang yang menghabiskan biaya Rp 4 juta, tetapi dari kalkulasi hasil penjualan cabai yang dipanen hanya terkumpul Rp 2,5 juta. <br />
<br />
“Saya benar- benar merugi besar,” ujarnya kepada KRjogja.com, Rabu (11/06/2014).<br />
<br />
Menurut Suminto penjualan cabai sejak pertengahan April 2014 terus mengalami penurunan. Harga cabai merah besar yang semula mencapai Rp 20.000 terus menurun, dan saat ini harga tinggal Rp 4.000/kilogram. “Untuk upah petik cabai saja tidak impas,” tambahnya. <br />
<br />
Hal senada juga dialami Suryanto petani cabai di Desa Bandung, Kecamatan Playen. Menurutnya selama membudidayakan tanaman cabai baru kali ini mengalami kerugian. Padahal sejak musim penghujan, pihaknya melakukan terobosan dengan mengganti tanaman pangan seperti padi dan kedelai diubah menjadi tanaman cabai, karena dinilai lebih menguntungkan. Namun karena anjloknya harga petani saat ini jadi rugi.<strong>(Awa)</strong><br />
<br />
<br />
</p>