<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Dampak dari banjir di Kali Besole beberapa waktu lalu membuat talud di sebelah barat Toko Amigo Wonosari ambrol. Hingga kini talud yang ambrol belum mendapatkan perhatian dair pemerintah, padahal semakin lama semakin meluas. Warga setempat mengendalikan dengan memasang pagar bamboo dan pasir dalam karung.<br />
<br />
Kantor pengendalian dampak Lingkungan (Kapedal) Gunungkidul kini sedang konsentrasi untuk penaggulangan banjir di Kota Wonosari, dengan pembangunan sumur resapan di sepanjang Kali Besole, Baleharjo sampai Siraman. Terjadinya banjir di Kota Wonosari pada akhir 2013 lalu, disebabkan Kali Besole sudah tidak mampu menampung air hujan, dan juga tingginya kapasitas curah hujan. Selain itu Kali Besole yang membelah Kota Wonosari semakin menyempit dan terjadi pendangkalan, akibat penayalahgunaan kali, seperti untuk lahan tanaman pakan ternak, sengaja dipersempit untuk bangunna perumahan dan lainnya. Bahkan terjadi talud kali yang ambrol tepatnya di sebelah timur Tok Amigo yang hingga kini belum juga diperbaiki.<br />
<br />
“Dengan dibangunnya resapan sebanyak 50 buah, akan mengurangi air hujan yang masuk ke kali,” kata Kepala kapedal Dras Irawan jatmiko MSi kepada KR Senin (24/03/2014).<br />
<br />
Terkait dengan terjadinya penyempitan kali, maka kapedal melakukan pembinaan secara intensif kepada kelompok masyarakat peduli kali bersih untuk tetap menjaga agar kali berfungsi sebagai mana mestinya. Program kali bersih yang menjadi program utama perlu berkelanjutan, dengan mengendalikan agar kali tidak digunakan untuk membuang sampah, untuk lahan pertanian dan fungsi lain yang mengakibatkan kerusakan kali. Di Gunungkidul sedikitnya ada 12 kelompok peduli kali bersih yang terdapat di Desa Baleharjo, Wonosari, Siraman dan Wareng, Kecamatan Wonosari juga di Desa Ngawu dna Playen Kecamatan Playen, tukas Irawan Jatmiko. (Awa)<br />
</p>
<p><strong>WONOSARI (KRjogja.com)</strong> - Dampak dari banjir di Kali Besole beberapa waktu lalu membuat talud di sebelah barat Toko Amigo Wonosari ambrol. Hingga kini talud yang ambrol belum mendapatkan perhatian dair pemerintah, padahal semakin lama semakin meluas. Warga setempat mengendalikan dengan memasang pagar bamboo dan pasir dalam karung.<br />
<br />
Kantor pengendalian dampak Lingkungan (Kapedal) Gunungkidul kini sedang konsentrasi untuk penaggulangan banjir di Kota Wonosari, dengan pembangunan sumur resapan di sepanjang Kali Besole, Baleharjo sampai Siraman. Terjadinya banjir di Kota Wonosari pada akhir 2013 lalu, disebabkan Kali Besole sudah tidak mampu menampung air hujan, dan juga tingginya kapasitas curah hujan. Selain itu Kali Besole yang membelah Kota Wonosari semakin menyempit dan terjadi pendangkalan, akibat penayalahgunaan kali, seperti untuk lahan tanaman pakan ternak, sengaja dipersempit untuk bangunna perumahan dan lainnya. Bahkan terjadi talud kali yang ambrol tepatnya di sebelah timur Tok Amigo yang hingga kini belum juga diperbaiki.<br />
<br />
“Dengan dibangunnya resapan sebanyak 50 buah, akan mengurangi air hujan yang masuk ke kali,” kata Kepala kapedal Dras Irawan jatmiko MSi kepada KR Senin (24/03/2014).<br />
<br />
Terkait dengan terjadinya penyempitan kali, maka kapedal melakukan pembinaan secara intensif kepada kelompok masyarakat peduli kali bersih untuk tetap menjaga agar kali berfungsi sebagai mana mestinya. Program kali bersih yang menjadi program utama perlu berkelanjutan, dengan mengendalikan agar kali tidak digunakan untuk membuang sampah, untuk lahan pertanian dan fungsi lain yang mengakibatkan kerusakan kali. Di Gunungkidul sedikitnya ada 12 kelompok peduli kali bersih yang terdapat di Desa Baleharjo, Wonosari, Siraman dan Wareng, Kecamatan Wonosari juga di Desa Ngawu dna Playen Kecamatan Playen, tukas Irawan Jatmiko. (Awa)<br />
</p>